Chef Raymond, Executive Chef Hotel Ibis, berbagi tips mengolah buntut yang menjadi idola kuliner Nusantara. Menurut dia, meski mengolah buntut termasuk sulit karena tulangnya keras, rasa dagingnya setimpal dengan waktu yang Anda habiskan di dapur. Apa saja yang perlu diperhatikan? Simak tips berikut!
Beda lokal dan impor1. Buntut lokalBuntut lokal selalu tersedia dalam kondisi segar. Di pasaran, buntut ini tidak selalu tersedia karena terbatas. Bentuknya tidak seragam dan ukurannya cenderung lebih kecil dibandingkan dengan buntut impor. Dagingnya pun tidak sebanyak dan setebal buntut impor, tetapi kandungan lemaknya lebih sedikit. Tekstur dagingnya lebih liat atau keras sehingga memerlukan waktu yang lebih lama saat dimasak.
2. Buntut imporBuntut impor tersedia banyak di pasaran dalam kondisi beku. Bentuknya lebih seragam dengan ukuran yang besar, banyak mengandung lemak, bahkan di dalam daging. Tekstur dagingnya lebih lunak sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk mengolahnya.
Membersihkan buntut* Buntut sangat mudah dibersihkan. Pasalnya, di pasaran, buntut dijual dalam kondisi sudah bersih dari kulit luar. Kita hanya perlu membersihkan sedikit lemak yang berlebih pada buntut. Membersihkan buntut pun cukup mudah asal menggunakan pisau agar lemak mudah terpisah.
* Untuk menghilangkan bau anyir pada buntut, rebus sebentar buntut dalam air mendidih yang diberi daun salam dan jahe selama 15 menit. Selain menghilangkan bau anyir, cara ini juga dapat menghilangkan bakteri dan lemak yang tidak bisa hilang dengan bantuan pisau.
* Air rebusan buntut yang pertama harus dibuang karena banyak mengandung lemak dan warnanya cenderung pekat.
Tips:Jangan terlalu banyak memberikan tambahan bumbu atau rempah pada rebusan buntut yang pertama karena akan merusak rasa dan aroma dari buntut yang akan diolah selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar