Kamis, 10 Juni 2010

uh...........keluh kesah

kenapa sesama kanak sasak kita terpecah......uh

ini adalah penghancuran kreatifitas

KPID Larang Lagu Sasak Berlirik Porno

Mataram [Sasak.org] Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Nusa Tenggara Barat kembali melarang lembaga penyiaran memutar lagu Sasak (etnis di Pulau Lombok) yang berlirik porno.

"Ada beberapa lagu Sasak liriknya porno dan terkesan melecehkan khususnya perempuan," kata Wakil Ketua KPID NTB Sukri Aruman di Mataram, Sabtu (27/3).

Ia mengatakan pihaknya telah beberapa kali mengeluarkan imbauan larangan tersebut, namun sekarang dirasa perlu melarangnya kembali karena KPID masih menerima pengaduan masyarakat terkait masih ada sejumlah radio swasta yang memutar lagu Sasak "bermasalah" tersebut.

Ia mengatakan lirik lagu tersebut menggunakan kata-kata porno dan pelecehan terhadap kelompok tertentu.

"Misalnya ada lirik yang ditulis `ndek kembe-kembe, inak lek bawak, amak lek atas`, artinya tidak apa-apa, ibu di bawah, bapak di atas," kata Sukri.

Menurut dia dalam waktu dekat kami akan bersurat untuk minta lembaga penyiaran di Lombok menghentikan penyiaran lagu-lagu Sasak bermasalah itu karena mengandung usur seks dan pelecehan terhadap kelompok tertentu khususnya kaum perempuan. Ini memunculkan protes masyarakat.

Sukri mengharapkan lembaga penyiaran di daerah ini melakukan sensor internal terhadap isi siaran terutama lagu-lagu Sasak yang akan disiarkan, jangan memutar lagu-lagu yang liriknya bisa menimbulkan ketersinggungan sebagian masyarakat serta melanggar norma agama dan etika.

Menurut dia sebenarnya cukup banyak agu Sasak karya seniman di daerah ini yang berkualitas dan liriknya mengandung pesan-pesan moral dan agama, namun tidak banyak disiarkan oleh lembaga penyiaran, kemungkinan mereka hanya mengikuti selera pasar.

"Kendati demikian KPID mengharapkan seluruh lembaga penyiaran daerah ini untuk tetap memperhatikan pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran (P3/SPS) termasuk dalam memilih siaran hiburan," katanya.

KPID NTB sebelumnya juga telah mengeluarkan larangan untuk menyiarkan sepuluh lagu Sasak sekaligus melarang peredaran lagu-lagu bermasalah karena dinilai tidak sesuai dengan P3/SPS.

KPID NTB telah mengevaluasi 700 judul lagu Sasak, sebanyak 300 judul di antaranya dijadikan sebagai contoh untuk dianalisa, dan hasilnya sebanyak sepuluh judul lagu dianggap bermasalah.

Ia mengatakan unsur bermasalah yang ditemukan dalam lagu tersebut antara lain menggunakan kata-kata yang berbau porno dan ada yang liriknya mengedepankan tradisi yang sebenarnya tidak diperbolehkan oleh agama seperti "bowos" (mabuk) dan unsur perbuatan judi.

KPID menilai lagu-lagu ini ternyata banyak menimbulkan dampak peniruan terutama di kalangan anak-anak kecil yang tidak mengerti tentang makna kata-kata yang dipakai.

"Dari sepuluh lagu Sasak bermasalah yang liriknya mengandung unsur porno antara lain `ndek kembe-kembe, inak lek bawak, amak lek atas`, artinya tidak apa-apa, ibu di bawah, bapak di atas. Lagu seperti ini yang dilarang," kata Sukri.


tanggapan anda

Sepuluh Lagu Sasak Terancam Ditarik

MATARAM,-Sebanyak sepuluh judul lagu `Sasak` (nama salah satu suku di Pulau Lombok), terancam ditarik dari pasaran dan dilarang beredar oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID), karena dinilai berbau pornografi dan mengandung kata-kata yang tidak sopan.

Ketua KPID NTB, Badrun AM, di Mataram, Senin, mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan sebanyak 700 judul lagu `Sasak` kemudian 300 judul dijadikan sebagai sampel untuk dianalisis.

"Dari 300 judul lagu yang dianalisis tersebut, kami menemukan ada sepuluh judul lagu yang dianggap bermasalah," ujarnya.

Unsur bermasalah yang ditemukan yaitu menggunakan kata-kata yang berbau sex secara vulgar dan liriknya ada yang mengedepankan tradisi yang sebenarnya tidak diperbolehkan oleh agama seperti `bowos` (mabuk) dan unsur perbuatan judi.

"Dalam liriknya dikatakan, saya berjudi dengan uang hasil keringat sendiri, kata-kata seperti itu dikhawatirkan sebagai upaya pembenaran dari tindakannya dan ditiru oleh orang lain," ujarnya

Ia mengatakan, dari sepuluh judul lagu itu ada yang merupakan judul lagu yang sudah beredar lama dan ada judul lagu yang baru beredar seperti "Bisok Botol" (cuci botol) "Bebalu Melet Besimbut" (janda ingin berselimut)

Sebagian dari sepuluh judul lagi itu ada yang diciptakan oleh salah satu tokoh kesenian yang cukup terkenal di Pulau Lombok.

KPID melihat lagu-lagu ini ternyata banyak menimbulkan dampak peniruan terutama di kalangan anak-anak kecil yang tidak mengerti tentang makna kata-kata yang dipakai.

"Kami sudah temukan anak kecil di desa-desa sudah hafal sekali dengan lirik lagu 'Ndek Kembe-Kembe, Inak Lek Bawak, Amak Lek Atas" (Tidak Apa-Apa, Ibu di bawah, bapak di atas) dan mereka bertanya-tanya artinya apa," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan keputusan mengenai penarikan terhadap sepuluh judul lagu bermasalah itu setelah berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan unsur organisasi lainnya.

"Kami sadar ini akan menimbulkan banyak reaksi dari pihak-pihak yang merasa dirugikan, oleh sebab itu kita akan mengkaji secara kelembagaan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan unsur organisasi lainnya untuk memutuskan masalah ini,"

Hasil kesepakatan antara KPID dengan unsur-unsur tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi lainnya diperkirakan keluar akhir Mei 2009.

Langkah KPID yang akan menarik lagu-lagu ini jangan dianggap sebagai sesuatu yang membatasi kreatifitas seniman di daerah ini.

Badrun mengatakan, pihaknya sangat apresiatif sekali terhadap berkembangnya lagu-lagu sasak karya seniman di daerah ini, tetapi proses kreatif itu tidak harus melanggar tata nilai yang berlaku di tengah masyarakat.

"Orang Sasak kan terkenal dengan Islam dan santunnya dan itu harus tetap dijaga", ujarnya.

penjelasan Wikipidia

Suku Sasak adalah sukubangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni penganut Islam Wetu Telu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama "sasak Boda".

sekapur sirih

assalamualaikum wr wb

Kekecewaan atas keterbatasan inormasi dan teknologi yang masuk di Lombok khususnya lombok tengah maka saya menyatakan malam ini untuk membuat satu blog yang khusus berbahasa sasak dengan segala atributnya. Tidak lupa saya haturkan maaf dan terimakasih atas partisipasinya yang telah membaca blog ini. Mari kawan-kawan bangun NTB khususnya LOmbok Tengah. Jangan mau kalah dengan yang lain. Maeh batur bareng-bareng bangun lombok.......
salam merdeka.