Rabu, 26 Januari 2011
Mengenal Sumber Rasa Lapar
ahu apa yang menjadi penyebab kelebihan berat badan? Kita makan melebihi dari yang dibutuhkan tubuh. Meski terselip rasa bersalah, kita tetap menikmati keripik kentang sambil menonton televisi yang tanpa kita sadari sudah menghabiskan satu mangkuk penuh makanan tinggi kalori tersebut. Alhasil yang kita lakukan kemudian adalah menyalahkan kebiasaan kita yang tak memilih camilan sehat.Tapi sebenarnya, kebiasaan memenuhi segala hasrat memuaskan rasa lapar, bukanlah satu-satunya penyebab kegagalan diet. Sebab dalam situasi tertentu, rasa lapar muncul sebagai konsekuensi logis. Itu mengapa kita perlu berkenalan dengan situasi apa saja yang bisa dengan mudah mengundang rasa lapar tanpa peduli kita tengah berdiet atau tidak. Kenali situasi yang tricky ini dan selamatkan diri dari risiko obesitas.1. Kurang tidur.Apa hubungan kurang tidur dengan rasa lapar? Saat tubuh kurang beristirahat maka ada 2 hormon yang terganggu. Kekurangan energi yang secara alami akan membuat tubuh bereaksi meminta makanan untuk kembali berfungsi dengan baik. Ini akan memicu produksi hormon gherlin yang ada di dalam pencernaan kita. “Inilah yang memicu rasa lapar datang lebih sering,” jelas juru bicara American Dietetic Association, Karen Ansel, RD.Dan saat yang bersamaan, Ansel menambahkan, kurang tidur juga membuat tubuh kesulitan memproduksi hormon leptin yang merupakan hormon yang mengendalikan nafsu makan kita. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel lemak, tapi karena tubuh kekurangan energi maka sel-sel lemak ikut mengalami defisit dan membuat hormon leptin tidak dapat memberikan sinyal rasa kenyang pada otak. Jadi meski sudah makan, kita akan tetap merasa kelaparan.Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari rasa lapar mengacaukan program diet? “Tidurlah yang cukup. Idealnya, 8 jam tidur pada malam hari akan menyelamatkan kita dari rasa lapar yang datang tak henti,” sarab Ansel. Dan jika kita terpaksa harus bergadang, usahakan menu sarapan adalah makanan alami yang bisa mensuplai banyak energi dalam tubuh. Contohnya adalah buah-buahan dan sayur atau makanan tinggi protein seperti ikan. Ini akan cukup ampuh membuat tubuh kenyang lebih lama.2. Stres.“Studi membuktikan, orang yang mengalami stres akan cenderung mencari makanan tinggi lemak, garam, dan gula,” Sandon menjelaskan. Sebab makanan-makanan itu memberikan efek menenangkan dan lidah kita menyukai, Sandon menambahkan.Saat kita stres, hormon kortisol yang merupakan hormon stres akan ikut meningkat. Dan ternyata kondisi ini membuat tubuh ikut terganggu memproduksi insulin, sehingga memicu nafsu makan. Demikian dijelaskan Sandon. Tapi bukan berarti kita tak bisa mensiasati dorongan itu. “Cobalah untuk melakukan relaksasi sehingga kita bisa benar-benar memilih menikmati makanan karena ingin makan, bukan untuk mengalihkan masalah,” Sandon mengingatkan.3. Dehidrasi.Ciri-ciri tubuh mengalami dehidrasi adalah, lemas dan mengantuk. Ini hampir sama dengan ciri-ciri ketika kita merasa sangat lapar. Dan tubuh akan memberikan reaksi yang sama, yaitu meminta kita untuk memasukkan makanan sebagai sumber energi baru. Itu mengapa Lona Sandon, Med., RD., asisten profesor nutrisi dari Univeristy of Texas Southwestern, menyarankan kita untuk memenuhi kebutuhan cairan yang cukup bagi tubuh.Plus saat kita merasa lapar, coba tes dengan minum segelas penuh. Jika rasa lapar hilang dengan sekejap, maka sebenarnya yang kita butuhkan hanyalah segelas air untuk menghapus dehidrasi. Jadi jangan selalu identikkan rasa lapar dengan mengonsumsi makanan.4. Mengonsumsi obat-obatan.“Obat-obatan yang masuk mengandung steroid, bahkan pada level steroid ringan sekalipun, akan memberikan efek samping berupa rasa lapar berlebih,” ucap Milton Stokes, RD., pemilik dari One Source Nutrition. Yang masuk dalam kategori steroid ringan adalah obat-obatan yang mengandung zat aktif prednisone atau corticosteroid. Dan biasanya obat-obatan itu ada di dalam obat-obatan untuk menangani alergi, peradangan, jerawat, atau bahkan demam.Untuk mengatasi efek samping berupa rasa lapar, cobalah untuk mengunyah permen karet. Karena gerakan mulut yang terus mengunyah akan menjadi sinyal bagi otak bahwa kita tengah mengisi tangki makanan pada saluran pencernaan. Inilah yang nantinya menimbulkan reaksi rasa kenyang pada otak yang bisamengalihkan efek samping dari obat yang kita konsumsi.Tapi jika kita diharuskan mengonsumsi obat dengan kandungan steroid dalam waktu lama, sebaiknya lengkapi dengan konsultasi bersama pakar nutrisi. Minta nasehat dari mereka mengenai pola makan seperti apa yang bisa mensiasati sensasi rasa lapar yang datang tanpa permisi itu.5. Selesai berolahraga.Kita sering kali mengondisikan diri untuk makan setiap kali selesai berolahraga. Apalagi jika olahraga yang kita pilih merupakan kardio berat yang memang akan menguras energi dan mendatangkan rasa lapar. Tapi bukan berarti tubuh kita meminta kalori ekstra dengan makan banyak setiap kali usai berolahraga. “Tubuh hanya minta nutrisi spesifik yang bisa membuat kita kembali berenergi,” ucap Marissa Lippert, RD., konsultan nutrisi dan diet dari New York City.Untuk menggantikan energi yang terpakai di ruang gym, pilihan menunya bisa dada ayam panggang tanpa kulit atau daging tanpa lemak. Protein yang ada di dalam ayam dan daging akan menggantikan lemak yang menumpuk di otot, sehingga massa otot kita menjadi lebih padat. Kita juga bisa memilih beras merah atau gandum utuh sebagai menu karbohidrat kompleks agar tubuh cepat berenergi tapi kenyang lebih lama.6. Dikelilingi oleh teman yang hobi makan.Sebuah studi yang dilakukan Duke University dan Arizona State University menemukan, perempuan ternyata lebih sering tergoda mengonsumsi makanan karena pengaruh teman-teman. ”Saat kita melihat teman kita makan dengan nikmat, kecenderungannya adalah kita akan melakukan hal yang sama,” ucap Ansel.Satu-satunya cara untuk menghindari godaan ini adalah dengan mengerti pola makan seperti apa yang cocok bagi kita. “Atau, kenapa tidak menjadi trendsetter bagi teman-teman dengan menyontohkan pola makan sehat pada mereka,” Ansel menyemangati. Apalagi jika teman-teman mengagumi lingkar pinggang kita yang ramping, rasanya pola makan sehat akan sangat menggiurkan bagi mereka.7. Makan terlalu cepat.Pernah merasakan lapar padahal baru saja menyelesaikan makan siang? Jika iya, sepertinya kita harus memperlambat kecepatan makan kita. Sebab makan terlalu cepat membuat komunikasi di dalam otak tidak jelas menangkap sinyal yang dikirimkan sistem pencernaan. “Hormon rasa kenyang butuh waktu untuk diproduksi oleh otak. Dan ketika kita makan terlalu cepat, sistem pencernaan belum sempat mengirimkan sinyal kenyang tapi kita sudah berhenti mengunyah,” Sandon menjelaskan. Alhasil kita akan merasa lapar meski sebenarnya perut sudah terisi penuh.8. Godaan dari aroma atau tampilan makanan.“Percayalah, kita cenderung makan karena godaan aroma atau tampilan, ketimbang benar-benar mendengarkan apa yang diiginkan perut,” ucap Ansel. Masih tidak mau mengakui. Coba evaluasi, apa reaksi kita ketika melihat acara masak memasak di televisi? Ingin mencicipi masakannya. Atau ketika melintasi papan reklame makanan yang besar, tanpa disadari kita sudah mengarahkan mobil ke restoran yang menyediakan makanan pada papan reklame tersebut. Maka bisa dibayangkan godaan yang muncul saat kita mencium aroma makanan.Indera penglihatan dan penciuman, memang alat bantu yang membuat otak dapat mengeluarkan hormon ingin menikmati makanan. Karena itu manfaatkan indera ini dengan sebaik-baiknya. Ansel menyarankan kita untuk tak sekadar memuaskan hasrat tapi benar-benar dapat menikmati setiap makanan yang dikonsumsi. Dengan begitu, kita tak sekadar makan untuk memuaskan dorongan mata atau hidung, tapi karena memang tubuh meminta kita untuk kembali mengisi energi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar