Rabu, 26 Januari 2011

Begini Cara Protein Membakar Lemak

Banyak pakar diet yang mementingkan penghitungan kalori harian sebagai upaya menurunkan berat badan, dan hanya sedikit yang memprioritaskan protein. Kebanyakan perempuan memandang makanan yang kaya protein sebagai makanan yang tinggi kalori atau lemaknya, demikian menurut Laura J. Kruskall, PhD, RD, direktur ilmu nutrisi di University of Nevada at Las Vegas.
Kebanyakan protein memang memiliki kalori yang lebih tinggi daripada buah-buahan dan sayuran. Dan bukan itu saja yang menyebabkan protein diremehkan. Protein umumnya tidak dikemas sebagai makanan yang mudah dimakan. Sumber-sumber protein terbaik, sebut saja ikan, daging, produk olahan susu, kacang-kacangan, tidak secepat atau senyaman karbohidrat atau buah dan sayuran.
"Sumber protein yang tradisional tidak mudah dibawa-bawa. Jikapun mudah dibawa, protein itu harus digoreng. Dengan kata lain, tidak sehat," ujar pakar nutrisi Angela Ginn, RD, juru bicara American Dietetic Association.
Itu sebabnya mengapa menurut Departemen Pertanian AS, sepertiga perempuan usia 20-40 tahun tidak mendapatkan protein sesuai asupan harian yang direkomendasikan. Tidak mengherankan, karena pedoman pola makan mengenai zat gizi makro ini tidak banyak ditemukan.
Padahal, studi dari Johns Hopkins University menunjukkan bila sekitar seperempat dari kalori datang dari sumber-sumber protein tanpa lemak mampu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol jahat, dan trigliserida, ketimbang makanan berkarbohidrat tinggi. Penelitian lain juga membuktikan bahwa makanan kaya protein bisa membantu mencegah obesitas, osteoporosis, dan diabetes.
Cara kerjanyaBegitu masuk ke mulut, protein akan mulai menyusutkan lingkar pinggang. Makanan berprotein tinggi butuh waktu lebih banyak untuk dicerna dan digunakan, sehingga Anda membakar lebih banyak kalori saat memprosesnya. Protein juga lebih lama bertahan di dalam perut, sehingga Anda merasa kenyang lebih cepat dan lebih lama. Hal ini akan memberikan manfaat yang jelas untuk siapa saja yang memerhatikan berat badannya.
Jurnal Nutrition Metabolism memaparkan, orang yang meningkatkan asupan proteinnya hingga 30 persen, mengonsumsi 450 kalori lebih sedikit dalam sehari. Hasilnya, berat badan mereka turun sekitar 5 kg dalam eksperimen yang berjalan selama 12 minggu, tanpa menerapkan metode diet lain.
Protein juga membuat Anda kehilangan lemak, bukan otot. Justru tubuh Anda menggunakan asam amino yang terdapat dalam protein untuk membangun otot yang ramping. Kondisi otot semacam ini tak hanya membuat Anda lebih kuat dan lebih kencang, tetapi juga membakar kalori tanpa Anda sadari. Pada akhirnya, hal ini mendorong metabolisme pada kecepatan tinggi, sehingga sesekali makan cookies juga tak masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar